20 persen wanita mengalami nyeri perut di bagian bawah saat sedang mengalami ovulasi (pelepasan sel telur dari indung telur) . Rasa nyeri itu disebut juga nyeri ovulasi atau dikenal dengan istilah mittelschmerz. Umumnya ovulasi terjadi sekitar 12 – 14 hari sebelum hari pertama haid.
Nyeri ovulasi adalah sakit di bagian dalam yang muncul pada sisi kiri atau kanan perut bawah, di bagian dalam tulang pinggul. Atau bisa muncul di satu sisi tubuh saja, misalnya sebelah kanan atau di sebelah kiri saja. Rasa nyeri ovulasi berbeda pada tiap wanita. Ada yang ringan dan ada juga yang berat. Rasa nyeri menusuk itu ada yang berlangsung hanya beberapa menit, namun ada juga yang berlangsung selama sehari atau dua hari lamanya.
Meski saat ini banyak yang menganggap nyeri ovulasi adalah kondisi yang umum terjadi, namun nyeri ovulasi atau mittelschmerz adalah kondisi yang tidak normal. Ya, banyak wanita yang menganggap nyeri ovulasi bukan masalah besar. Namun, rasa sakit yang sangat menusukdan parah sehingga membuat kondisi tubuh menjadi lemah adalah rasa sakit yang tidak normal.
Menurut Dr Andrew Orr, Reproductive Medicine & Women’s Health Medicine Specialist dari Australia, rasa nyeri ovulasi merupakan peringatan bahwa Anda memiliki masalah kesehatan mendasar yang harus ditangani. Bahkan beberapa penyebab nyeri ovulasi dapat menyebabkan masalah keseburan.
Berikut penyebab nyeri ovulasi yang paling umum menurut Dr Andrew Orr, yaitu:
1. Kista ovarium
Nyeri ovarium sering menjadi tanda kista pada indung telur. Kista dapat terbentuk atau dapat meledak selama periode ovulasi. Wanita dengan PCOS (polycystic ovarian syndrome) sering mengalami nyeri ovulasi karena sejumlah kista ovarium. Sebagian besar kista terbentuk karena perubahan kadar hormon yang terjadi selama siklus haid / menstruasi, produksi dan pelepasan sel telur dari ovarium.
2. Endometriosis
Endometriosis adalah gangguan umum dari organ reproduksi wanita dan daerah panggul yang disebabkan oleh hormone estrogen. Endometriosis dapat menyebabkan rasa sakit selama periode ovulasi. Gejala lain termasuk nyeri selama hubungan seksual, migrain, sembelit, sakit kepala, pusing dan lain-lain.
3. Perlekatan dan jaringan parut akibat menjalani bedah/operasi
Misalnya pernah menjalani operasi Caesar. Perekatan dan jaringan parut dapat menyebabkan nyeri ovulasi.
4. Bakteri dari prosedur medis
Bakteri dapat terbawa masuk ke rongga panggul melalui kateter, operasi bahkan dari melahirkan. Hal ini bisa menyebabkan peradangan dan infeksi yang mengakibatkan rasa nyeri ovulasi.
5. Penyakit menular seksual
Penyebab lain wanita mengalami nyeri ovulasi adalah karena terkena penyakit menular seksual. Contohnya adalah klamidia yang dapat menyebabkan peradangan pada tabung, jaringan parut dan penyakit radang panggul. Klamidia juga dapat menyebabkan kondisi yang dikenal sebagai hydrosalpinx, di mana tuba falopi tersumbat oleh nanah. Sehingga menyebabkan peradangan dan nyeri. (red)