Health

Peremajaan vagina (vaginal rejuvenation) pada hakekatnya bukan sekadar sebuah tren namun merupakan suatu kebutuhan esensial perempuan.
Posted on Dec 22, 2022   |   Branding
Vagina Rejuvenation, tren apa kebutuhan wanita dewasa?

Sebagai salah satu kemajuan di bidang ginekologi, peremajaan vagina (vagina rejuvenation) merupakan kabar baik bagi perempuan yang membutuhkan perawatan vagina sebagai dampak perubahan anatomi organ intim tersebut dalam fase-fase kehidupan. Tindakan peremajaan vagina baik secara non-invasif, semi-invasif,maupun invasif terbukti dapat memperbaiki jaringan vagina, kelenturan dinding vagina, meningkatkan sensasi saat bersetubuh, memperbaiki kulit labia yang mengendur dan tidak kenyal yang secara keseluruhan dapat meningkatkan kualitas hidup perempuan.

Melihat hal tersebut, Dr. Yassin Yanuar Mohammad, SpOG (K), M.SC, CEO Bamed Healthcare Group mengatakan “Peremajaan vagina merupakan sebuah kebutuhan yang penting dilakukan terutama bagi perempuan yang sudah menikah dan melahirkan. Perubahan fisik vagina seperti penampilan kulit labia yang terlihat mengendur dan berkurangnya kelenturan dinding vagina dapat menurunkan kepercayaan diri perempuan. Di Bamed Kami melakukan edukasi publik untuk meningkatkan kesadaran perempuan tentang pentingnya melakukan peremajaan vagina serta manfaatnya dalam meningkatkan kepercayaan diri dan kualitas hidup.”

Selain itu dr. Ni Komang Yeni Dhanasari, SpOG, ahli kebidanan dan kandungan yang berpengalaman dalam bidang ginekologi estetika, mengatakan “Dari masa pubertas sampai dengan masa menopause, vagina mengalami beberapa fase yang dapat menurunkan elastisitasnya akibat perubahan hormon, kehamilan serta persalinan. Masalah yang umum terjadi adalah pada saat paska melahirkan, jaringan vagina menjadi kendur, menciptakan rasa longgar dan berkurangnya kepekaan di daerah vagina, kesulitan untuk mengontrol urin akibat hilangnya kekuatan di uretra karena struktur pendukung pelvis yang lemah, daerah vagina mungkin terasa renggang dan kering. Di samping itu, pergeseran hormon yang terjadi karena menopause menyebabkan lapisan vagina kering, kurang elastis dan meradang.”

dr. Ni Komang menambahkan “Peremajaan vagina bukan hanya sekadar soal mencari kenikmatan seksual saja, tapi juga bertujuan untuk membantu meraih kematangan fisik sehingga pasien bisa semakin meningkatkan kepercayaan diri dan kualitas hidupnya. Peremajaan vagina bukanlah suatu hal yang tabu untuk dibicarakan sehingga perempuan tidak usah malu untuk mengemukakan kebutuhannya dan mencari solusi akan hal ini Persiapan peremajaan vagina dengan metode bedah sama dengan persiapan operasi secara umum, yakni pemeriksaan darah lengkap yang disertai oleh konsultasi dengan dokter anestesi. Apabila ditemukan adanya kendala pada tes laboratorium, pasien harus berkonsultasi dengan dokter yang berwenang. Sesudah menjalani prosedur operasi, pasien biasanya harus menyediakan jeda setidaknya enam hingga delapan minggu untuk bisa kembali berhubungan secara intim serta olahraga." (red)