Health

Beberapa waktu lalu banyak dilaporkan merebaknya penyakit hepatitis akut misterius yang menyerang anak-anak.
Posted on May 09, 2022   |   Branding
Waspada Hepatitis Akut Misterius Menyerang Anak-Anak

Bulan April 2022 lalu banyak dilaporkan merebaknya penyakit hepatitis akut misterius yang menyerang anak-anak. Untuk diketahui penyakit radang hati ini mulai diditeksi di Inggris dan Irlandia utara serta beberapa negara yang juga terkena seperti Spanyol, Israel, Amerika Serikat, Denmark, Irlandia, Belanda, Italia, Norwegia, Prancis, Rumania, dan Belgia. Umumnya kasus hepatitis ini menyerang anak berusia 1 bulan hingga 16 tahun, beberapa anak membutuhkan tindakan transplantasi hati, dan ada beberapa kematian yang sudah dilaporkan.

Menanggapi hal ini Kementerian Kesehatan RI telah meningkatkan kewaspadaan setelah Badan Kesehatan Dunia, WHO menyatakan Kejadian Luar Biasa pada kasus Hepatitis Akut yang menyerang anak-anak. Kewaspadaan tersebut meningkat setelah tiga pasien anak yang dirawat di RSUPN Dr. Ciptomangunkusumo Jakarta dengan dugaan Hepatitis Akut yang belum diketahui penyebabnya meninggal dunia, dalam kurun waktu yang berbeda dengan rentang dua minggu terakhir hingga 30 April 2022.

Untuk diketahui Hepatitis akut ini ditandai dengan peningkatan kadar enzim hati dalam darah yang nyata. Banyak kasus memiliki gejala sakit perut, diare dan muntah, dan peningkatan kadar enzim hati serta kulit kuning. Sebagian besar kasus tidak mengalami demam. Virus umum yang menyebabkan hepatitis virus akut (virus hepatitis A, B, C, D dan E) belum terdeteksi dalam kasus ini. Namun demikian, Adenovirus telah terdeteksi dalam setidaknya 74 kasus, dengan pengujian molekuler, 18 telah diidentifikasi sebagai tipe F 41. SARS-CoV-2 diidentifikasi dalam 20 kasus yang diuji. Selanjutnya, 19 terdeteksi dengan koinfeksi SARS-CoV-2 dan adenovirus.

Sementara ini adenovirus merupakan salah satu hipotesis utama sebagai penyebab hepatitis akut, tetapi tidak sepenuhnya mampu menjelaskan tingkat keparahan klinis. Hal ini karena infeksi adenovirus tipe 41 di manapun, sebelumnya tidak pernah menyebabkan keparahan klinis semacam ini. Adenovirus adalah virus umum yang biasanya hanya menyebabkan infeksi ringan yang dapat sembuh sendiri (self-limited). Virus penyebab ini menyebar antar anak dan juga sering menyebabkan gangguan pernapasan, gastroenteritis (radang lambung atau usus), konjungtivitis (mata merah), dan sistitis (infeksi kandung kemih).

WHO merekomendasikan bahwa pemeriksaan darah, urin, tinja, dan sampel pernapasan, serta sampel biopsi hati harus dilakukan, untuk menentukan virus penyebab infeksi. Juga penyebab non-infeksi lainnya perlu diselidiki secara menyeluruh. Saat ini WHO tidak merekomendasikan pembatasan perjalanan dan atau perdagangan dengan Inggris atau negara lain mana pun tempat kasus teridentifikasi, berdasarkan informasi yang tersedia saat ini.

Menimbang situasi hepatitis di Indonesia sebelum hepatitis misterius ini muncul, Indonesia sudah tercatat sebagai negara dengan angka kematian akibat hepatitis akut tertinggi di antara negara-negara ASEAN. Menurut data Global Burden of Disease, pada tahun 2019 angka kematian akibat hepatitis akut di Indonesia mencapai 2,14 per 100.000 penduduk. Angka kematian yang tercatat di sini berasal dari kasus hepatitis yang terjadi pada seluruh kelompok usia dan jenis kelamin. Kamboja juga tercatat memiliki angka kematian akibat hepatitis yang tinggi, yakni 1,87 per 100.000 penduduk. Sedangkan delapan negara ASEAN lainnya, yakni Kamboja, Vietnam, Brunei, Malaysia, Laos, Myanmar, Thailand, Filipina, dan Singapura memiliki angka kematian kurang dari 1 per 100.000 penduduk. 

Selain angka kematian, Indonesia juga memiliki tingkat penularan hepatitis di level menengah sampai tinggi. Indonesia digolongkan ke dalam daerah dengan prevalensi hepatitis B dengan tingkat endemisitas menengah sampai tinggi, menurut keterangan Kemenkes dalam Panduan Peringatan Hari Hepatitis Sedunia 28 Juli 2021. 

Berikut Cara Mencegah Hepatitis Misterius menurut IDAI ( Ikatan  Dokter Spesialis Anak Indonesia) :  

Cuci tangan

Untuk mencegah penularan kuman dan virus penyakit ini, IDAI menyarankan harus mencuci tangan dengan bersih, karena tangan sering kali menjadi sarana penularan berbagai kuman penyakit. Karena dari tangan, kuman bisa berpindah ke mata, hidung dan mulut. Selain mencuci tangan dengan teratur, orang tua juga harus memperhatikan kebersihan lingkungan anak. 

Minum air matang

Umumnya virus penyebab hepatitis E ditemukan pada air yang terkontaminasi. Itu sebabnya kita harus selalu mengkonsumsi air dalam kondisi bersih dan matang. Matang di sini berarti air sudah dimasak sampai mendidih sehingga kuman dalam air tersebut mati.

Konsumsi makanan

Menurut WHO, virus hepatitis A kebanyakan ditularkan lewat mulut saat mengonsumsi makanan yang terkontaminasi virus. Orang yang mengonsumsi makanan atau minuman yang sudah terkontaminasi feses dari orang yang terinfeksi akan tertular hepatitis. Jadi yang harus diperhatikan disini juga kebersihan dari makanan tersebut. 

Membuang Popok 
Tinja atau popok sekali pakai wajib dibuang pada tempatnya. Langkah ini dilakukan demi menjaga agar lingkungan tidak tercemar feses dan urine. Hal ini wajib dilakuakn karena beberapa virus penyebab hepatitis menular lewat kontak dengan feses dan urine orang yang terinfeksi.

Alat makan sendiri-sendiri

Untuk mencegah penyakit ini menular, sebaiknya alat makan anak dipisah dengan orang dewasa. Sebelum makan, kita harus membersihkan alat makan seperti sendok, garpu dan piring dengan mencucinya dengan sabun. Selain itu untuk menjaganya terkena kuman kita harus membersihkan alat makan dengan air panas agar dapat membunuh kuman-kuman. 

Pakai masker dan jaga jarak

Sama seperti Covid 19, para ahli sempat curiga hepatitis akut ini berkaitan dengan Covid-19. Meski ini belum sepenuhnya terbukti, tetapi IDAI tetap mendorong orang tua agar tetap memperketat pelaksanaan protokol kesehatan. Anak-anak perlu diingatkan untuk mengenakan masker dan menjaga jarak. (red)