Hepatitis B umumnya dianggap sebagai penyakit orang dewasa karena ditularkan melalui hubungan seks yang tidak aman dan pemakaian jarum bersama. Namun, banyak orang yang menderita hepatitis B (termasuk anak-anak) ternyata tidak mengadopsi perilaku berisiko tinggi tersebut.
Mereka terinfeksi hepatitis B pada saat lahir atau mereka terjangkit penyakit selama masa kanak-kanak karena kontak dengan orang yang terinfeksi. Hepatitis B sangat menular. Terhitung setiap tahunnya terdapat 1.4 juta kematian yang diakibatkan oleh virus hepatitis B.
Karena penyakit ini tidak menunjukkan gejala yang khas, kebanyakan pasien tidak pernah merasa sakit dan tidak tahu bahwa mereka mengidap penyakit hepatitis, padahal mereka telah terinfeksi. Pasien baru akan mengalami rasa nyeri di bagian liver jika virus telah berkembang menjadi sirosis atau bahkan kanker hati.
Hepatitis B menjadi masalah kesehatan masyarakat sehingga harus ditanggulangi dengan baik. Salah satu kunci penting penanggulangan hepatitis adalah memutus rantai penularan hepatitis dari ibu hamil depada bayinya.
Menurut Dr. dr. Hanifah Oswari, SpA (K) dari Ikatan Dokter Anak Indonesia, kejadian penularan hepatitis B dari ibu kepada bayi lebih besar di Indonesia. “Proses penularan hepatitis B dari ibu kepada bayi walaupun dapat terjadi selama masa kehamilan tetapi sebagian besar (95%) terjadi pada saat proses persalinan. Bayi yang tertular hepatitis B akan tumbuh dengan penyakit tersebut tanpa menunjukkan gejala, tetapi dapat berkembang menjadi hepatitis kronis atau sirosis hati pada saat anak-anak atau dewasa. Bahkan, kondisi tersebut sewaktu-waktu dapat menjadi kanker hati karena hepatitis B,” jelas dr. Hanifah.
Karena itulah ibu hamil dengan risiko hepatitis sangat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan apakah dirinya HBsAg positif atau negatif. dr. Hanifah melanjutkan, upaya pencegahan merupakan cara paling efektif untuk terhindar dari infeksi virus hepatitis B.
Untuk mencegah bayi terinfeksi hapatitis B, ibu hamil harus divaksinasi. Pencegahan juga dilakukan dengan vaksinasi setelah bayi lahir hingga usia kurang dari 24 jam. “Kalau ditunda bisa terlambat pencegahannya," ujar dr Hanifah. Upaya vaksinasi sebelum bayi berusia 24 jam, mampu melindungi anak dari risiko tertular virus hepatitis B sebanyak 80 persen. Perlindungan semakin meningkat hingga 95 persen jika bayi juga diberi imunoglobulin A selain vaksinasi. (red)