Gemas
ya rasanya melihat anak kecil yang masih ngempeng. Lain ceritanya, bila sudah
besar pun masih keterusan mengempeng juga.
Kebiasaan mengempeng atau memberi dot pada bayi bisa dilakukan setelah usianya mencapai satu bulan. Alasannya adalah, alat ini memang terbukti ampuh untuk menenangkan bayi saat rewel dan biasanya mendekati waktu tidurnya. Di lain sisi, bila kita melihat faktanya, banyak juga orangtua yang membiarkan anak mereka tetap mengempeng walaupun usia mereka memasuki usia pra sekolah (3-5 tahun atau bahkan lebih). Nah, bagaimana cara mengatasinya?
Menghisap
Jari
Mengempeng awalnya muncul saat bayi mulai memasuki tahap mengenal lingkungan sekitar, dengan cara oral. Tahap ini biasanya si bayi mendapat kepuasan melalui sensasi yang dia rasakan melalui mulut sampai berusia 18 bulan. Kebiasaan ini baik adanya dan justru memberikan stimulasi terhadap pertumbuhannya. Secara psikologis empeng ini “nikmat” dan nyaman buat bayi. Itu sebabnya jangan heran mereka akan tenang bila langsung diberi empeng.
Manfaat
Empeng
Selain untuk memenuhi keinginan menghisap bayi, ternyata empeng sangat berguna untuk merangsang pertumbuhan otot rahang dan mulut bayi. Mau tidak mau, empeng sekarang ini memang menjadi pilihan yang tepat sebagai pengganti puting susu ibu. Biasanya ini diberikan ketika ibu sedang tidak ada di sisi bayi atau sedang sibuk dan belum sempat memberi ASI. Secara umum sekarang ini penggunaan empeng sangat lumrah apalagi bagi ibu yang ternyata adalah wanita karier dan tidak selalu berada dekat bayinya.
Sisi
Negatif dan Resiko
Selain positif, ternyata penggunaan empeng ini bila
berlebihan ada dampak negatifnya lho! Contohnya saja bila si bayi memasuki tahap
pertumbuhan gigi yang berdampak pada terhambatnya gigi untuk keluar dan
mengganggu rahang. Selain itu, bayi yang terus mengempeng akan memberikan efek
candu dan cenderung susah untuk dilepas. Belum lagi kalau orangtua yang kurang
memperhatikan faktor kebersihan empeng, justru akan membuat bayi mudah
terserang penyakit.
Lebih
Memperhatikan
Sebenarnya kalau orangtua lebih teliti dan mau lebih memperhatikan anaknya lagi, empeng “tidak akan bermanfaat” bagi anak yang sudah melewati tahapan oralnya, karena sifatnya hanya sementara dan hanya sebagai pengganti saja. Karena bila bayi rewel, hal ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, bisa saja karena ingin diajak main, merasa kepanasan, kedinginan, haus atau bahkan tidak nyaman karena popoknya basah. Dengan mengetahui kelebihan dan kekurangan empeng, ayah dan ibu bisa mempertimbangkan dengan bijak penggunaan empeng bagi Si Kecil.
Cara
Melepas Empeng:
1. Mulai memerhatikan anak agar meninggalkan kebiasaan mengempeng sampai usia 12 bulan dan maksimal 18 bulan.
2. Mulai membuat batasan mengempeng, misalnya hanya boleh dilakukan sore hari atau saat malam saja.
3. Bila anak sudah tidur, segera lepas empengnya, dan jangan biarkan empeng selalu berada dekatnya.
4. Kalau kebiasaan mengempeng saat mau tidur belum bisa dilepas, ubah caranya dengan mengajaknya berbicara atau bacakan dongeng untuknya.
5.
Gunting ujung empeng atau dot atau bikin rusak sedikit, agar
anak sadar kalau empeng itu sudah tidak bisa terpakai lagi, atau “sensasi
nikmat’ nya sudah hilang dari empeng.
foto: momjunction.com