Namanya mungkin sudah sering Anda dengar, tetapi tahukah Anda bahwa kanker serviks adalah pembunuh utama wanita Indonesia?
Menurut data WHO, kanker serviks merupakan kanker nomor dua terbanyak pada perempuan yang berusia 15-45 tahun setelah kanker payudara. Setiap tahun tercatat ada 500.00 kasus baru, dengan kematian 280.000 penderita kanker serviks di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri, kanker serviks adalah penyebab kematian nomor satu yang sering terjadi pada wanita. Sepanjang tahun 1988 – 1994, dari 10 jenis penyakit kanker, kanker serviks mencapai angka kasus paling tinggi, yaitu 26.200 kasus. WHO Information Centre on HPV and Cervical Cancer mencatat selama tahun 2002 terdapat 15.050 kasus baru dengan kematian 7.566 penderita per tahun. Artinya setiap hari ada sekitar 20 wanita Indonesia yang meninggal karena kanker serviks.
Tingginya tingkat kematian pada kanker serviks antara lain dipicu oleh diagnosis yang terlambat. Ini terjadi karena gejala awal yang muncul sulit terdeteksi, sehingga si penderita kadang tak menyadari kalau dirinya sudah terinfeksi. Fakta ini cukup mengerikan, namun dengan pengetahuan yang benar, Anda bisa terhindar dari ancaman kanker serviks.
Mengenal Kanker Serviks
Kanker serviks atau kanker leher rahim adalah penyakit ganas pada organ kandungan yang dinamakan leher rahim atau serviks, yaitu bagian bawah rahim yang berbatasan langsung dengan liang vagina. Pada kanker serviks, terjadi pertumbuhan sel abnormal yang tak terkendali, sehingga menimbulkan benjolan atau tumor pada serviks. Apabila memasuki tahap lanjut, kanker ini bisa menyebar ke organ-organ lain di seluruh tubuh. Kanker serviks disebabkan oleh infeksi virus Human Papilloma Virus. Dr. Laila Nuranna, dr, SpOG(K), Kepala Divisi Onkologi Ginekologi Departemen Obstetri–Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia–RSCM menjelaskan terdapat sekitar 200 tipe HPV yang sudah teridentifikasi, dan terdapat 100 tipe HPV yang bisa menginfeksi manusia. Dari jumlah tersebut, 30 tipe HPV bertarget ke organ kelamin dan sebanyak 15 tipe tergolong onkogenik atau bisa menyebabkan kanker serviks. HPV sangat mudah menular dan bisa menginfeksi siapa saja yang sudah aktif secara seksual, baik pria maupun wanita.
Sayangnya, gejala-gejala yang menandakan adanya kanker baru muncul setelah sel-sel kanker berkembang menjadi stadium lanjut. Beberapa gejala yang sering dirasakan antara lain pendarahan setelah sanggama, pendarahan spontan dari vagina mesti tidak sedang menstruasi, nyeri di daerah panggul, nyeri saat berhubungan badan, atau keputihan bercampur darah dan berbau. Akibat gejala awal yang sulit terdeteksi inilah, penderita kanker serviks biasanya datang ke rumah sakit ketika penyakitnya sudah mencapai stadium lanjut. Pada stadium 2 atau 4, kanker serviks telah mengakibatkan kerusakan pada organ-organ tubuh seperti kandung kemih, ginjal, dan lainnya. Karenanya, operasi pengangkatan rahim saja tidak cukup. Penderita masih harus mendapatkan terapi tambahan seperti radiasi dan kemoterapi. Sayangnya lagi, langkah tersebut sekalipun tidak menjamin penderita bisa sembuh 100%.
Mencegah Lebih Baik
Kanker serviks merupakan satu-satunya jenis kanker yang telah diketahui penyebabnya, karena itu upaya pencegahannya sangat mungkin dilakukan, yaitu:
1. Tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah atau di usia sangat muda, atau dengan banyak pasangan.
2. Hindari berhubungan seksual selama masa haid.
3. Rajin melakukan pemeriksaan Pap Smear setiap dua tahun sekali bagi yang sudah aktif secara seksual.
4. Memelihara kesehatan tubuh dan memiliki pola makan yang sehat.
Selain cara-cara di atas, bagi yang belum pernah melakukan kontak seksual disarankan untuk mendapatkan vaksinasi HPV. Vaksin ini bekerja dengan meningkatkan kekebalan tubuh dan menangkap virus sebelum memasuki sel-sel serviks, serta melindungi perempuan dari ancaman HPV tipe 6 dan 11 yang menyebabkan kutil kelamin. Vaksinasi HPV baru efektif bila diberikan pada perempuan berusia 9-26 tahun yang belum aktif secara seksual. Vaksin diberikan sebanyak 3 kali dalam jangka waktu tertentu. Dengan vaksinasi ini, resiko terkena kanker serviks bisa menurun hingga 75%. (red)
Foto: coherentnews.com