Gigi yang maju alias tonggos ternyata bisa
disebaban oleh kebiasaan sepele yang dilakukan sejak kecil. Dokter Gigi
Spesialis Ortodonti Dwi Anie Lestari mengatakan, kebiasaan ngemut jempol atau
minum susu pakai dot, bahkan ngempeng bisa memicu kejadian gigi tonggos.
Kebiasaan memakai dot, kata dia, memiliki efek anak menjulurkan lidah yang bisa
terbawa hingga ia besar. “Lama kelaman itu bisa mendorong bagian gigi menjadi
tonggos," kata Dwi dalam temu media di Jakarta beberapa waktu lalu
Kebiasaan lain yang memicu gigi tonggos antara lain suka
menggigiti pensil, gigit kuku, sering bernapas melalui mulut, dan kebiasaan
mangap atau membuka mulut. Anak yang sering pilek waktu kecil berisiko besar
punya ggi tonggos, karena saat pilek dia biasanya bernapas melalui mulut saat
hidung mampet. Gigi tonggos juga bisa dipicu masalah gigi berlubang (karies).
“Adanya gigi berlubang bisa membuat seseorang hanya mengunyah pada bagian gigi
yang tidak berlubang. Akibatnya, susunan gigi bisa menjadi tidak simetris,”
urainya. Di luar kebiasaan sejak kecil, muncunya gigi yang maju juga bisa
karena faktor keturunan (genetik). Anak bisa lahir dan tumbuh dengan bentuk
rahang besar, atau gigi besar karena adanya faktor keturunan dari orangtua.
Untuk mencegah gigi tonggos yang kurang elok ini, Dwi menyarankan orangtua
membawa anak-anaknya periksa ke dokter gigi sejak kecil guna memantau
pertumbuhan giginya. “Jika mulai terlihat ada masalah, kebiasaan buruk tersebut
harus dihentikan,” tandas Dwi.
Bila gigi tonggos tak bisa teratasi dengan memperbaiki
kebiasaan, maka prosedur pemasangan kawat gigi bisa menjadi salah satu solusi
mengatasinya. Gigi tonggos yang terjadi di usia muda, bisa dilakukan perawatan
gigi (pemasangan kawat gigi). “Tetapi kalau tonggosnya keterlaluan (parah),
bisa dilakukan operasi," kata Dwi.
Sumber : DokterDigital.com
foto: scantlebury-orthodontics.com